Menjelang ujian Nasional orangtua mungkin disibukkan
dengan berbagai urusan yang berkaitan dengan kelanjutan pendidikan. Sebagian
bisa saja susah ketika menghadapi kenyataan biaya pendidikan ternyata tinggi,
bisa juga ada yang terkejut karena anaknya tidak lolos akibat nilai ujian
nasional tidak memenuhi standar. Hal terakhir inilah yang barangkali cukup
banyak dijumpai di masyarakat. Penerimaan siswa yang semata-mata didasarkan
atas nilai ujian nasional, banyak yang disesalkan sekarang. Kontroversi tentang
ujian nasional itu sudah berlangsung sejak lama dan dipandang tidak fair untuk
merekrut anak didik baru. Tetapi inilah yang terjadi di Indoneisa sekarang.
Mungkin saja beberapa
tempat pelaksanaan dari ujian nasional tersebut berlangsung fair dan tertib.
Akan tetapi di beberapa tempat lain
berlangsung tidak sesuai dengan rencana. Bebrapa rumor pernah mengatakan bahwa
kunci jawaban telah bocor dan tersebar di masyarakat. Rumor yang mengatakan
beberapa guru sengaja membuatkan jawaban kepada siswa, bukan saja agar siswanya
mampu mendapatkan nilai tinggi, tetapi demi mendongkrak reputasi lembaganya.
Cara-cara seperti ini tentu saja tidak fair dan tidak adil. Kalau misalnya hal
terakhir ini terjadi, sangat mungkin anak yang suka bolos, berandalan, dan
tidak pintar bisa lolos dengan nilai tinggi. Penerimaan siswa baru yang di
dasarkan semata-mata atas nilai ujian nasional, sangat tidak mencerminkan
keadilan. Sungguh kasihan anak-anak yang berprestasi dan belajar
sungguh-sungguh bertahun-tahun ditumbangkan oleh mereka yang kebetulan
mendapatkan kunci jawaban pada saat ujian
nasional berlangsung sekitar 3 hari.
Catatan ini
sengaja kita ulangi lagi, semata-mata demi tercapainya rasa keadilan dalam
pendidikan mumpung minggu ini para orangtua dipusingkan oleh kegiatan yang
berkaitan dengan urusan sekolah. Kita sering berbicara soal ketertingalan
dengan negara lain di segala bidang. Satu muara jawaban dari persoalan itu
adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita. Penyelenggaraan pendidikan
secara formal di Indonesia memang terletak pada sekolah atau lembaga pendidikan
tertinggi. Termasuk juga kursus-kursus yang ada. Tetapi kita tetap mengakui
bahwa penyelenggaraan pendidikan itu juga lingkungan dan keluarga. Karena
berbagai pekerjaan dan karier di Indonesia ditentukan dengan cara-cara formal
seperti menunjukkan ijazah, sertifikat, nilai raport, dan sejenisnya, maka mau
tidak mau kita mengingatkan lembaga formal ini untuk memperbaiki diri.
Paling dasar
sekali pada masalah pendidikan adalah kejujuran dan kemudian kreativitas yang
mengembangkan kemampuan nalar peserta didik. Hanya dengan kejujuran dan
pengembangan nalar itulah kita akan mampu membentuk manusia yang unggul dan
mandiri dna mmapu bersaing dengan pihak manapun dalam kehidupan ini. Mereka
juga akan mampu menjadi filter di sengaja bidang demi kemajuan negara. Tetapi
apabila kemudian pendidikan kita dihiasi dengan ketidakjujuran, bahkan dari
jenjang pendidikan paling rendah, sungguh hasilnya akan merugikan di masa
depan.
Pemerintah
haruslah tau dan memahami fenomena ini. Terhadap pelaksanaan ujian nasional,
pemerintih harus langsung turun tangan ke bawah, bertanya ke masyarakat, kepada
orangtua siswa, juga ke siswa. Tanyakan bagaimana ketegasan psikologis siswa
ketika harus mengikutio ujian nasional, bertanyalah kepada orangtua tentang
efektivitas ujian tersebut, untuk selanjutnya ambillah langkah yang tegas
ketika misalnya ditemukan ketidaadilan dalam pelaksanaan ini.
Kita semua
ingin agar negara ini menjadi maju, mampu bersaing di era globalisasi dalam
bidang pendidikan. Dengan demikian, tidak ada cara yang lebih baik kecuali
memperikan perhatian terhadap masalah pendidikan kita di tanah
air.
Presiden Joko Widodo pada Senin siang, 21 Desember 2015,
menyerahkan penghargaan kepada kepala sekolah yang dinilai paling
berintegritas.Para kepala sekolah dipilih dari 503 kepala sekolah tingkat
menengah pertama, menengah atas, menengah kejuruan,dan madrasah.Mereka dinilai
berdasarkan integritas kejujuran ujian nasional terbaik selama lima tahunterakhir.
Jokowi menganggap kejujuran sebagai nilai-nilai mendasar dalam membangun bangsa.Pendidikan di dalam sekolah bukan hanya secara akademik, tapi sekaligus mental dalam menjaga integritas dan kejujuran.Jokowi menjelaskan pentingnya menjaga integritas khususnya dalam nilai ujian nasional.Presiden menyebutkan kegagalan sejumlah negara akibat tak berhasil menjaga integritas. Nilai-nilai kejujuran, kata dia, harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah. Selama ini nilai dasar kejujuran bangsa Indonesia sudah bagus.
Ia mengungkapkan banyaknya praktek curang dalam ujian nasional. Menurut dia, banyak kepala dinas pendidikan atau kepala sekolah yang bermain curang demi mendapatkan nilai UAN yang baik. "Saat menjadi wali kota atau gubernur, saya tahu itu terjadi.Tapi saya bilang lupakan itu. Bekerja dengan saya bukan seperti itu," tuturnya.Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan 503 sekolah dengan integritas pelaksanaan UN tertinggi diseleksi dari lebih dari 80 ribu sekolah dan madrasah dalam lima tahun terakhir. Indeks integritas diukur dari pola pengerjaan dan kerja sama dalam mengerjakan ujian nasional. "Akhirnya terpilih 218 SMP dan madrasah, 150 SMA, dan 135 SMK, indeksnya 92-99.Lantas Bagaimana dengan kita apakah tetap dengan pola lama ?
Jokowi menganggap kejujuran sebagai nilai-nilai mendasar dalam membangun bangsa.Pendidikan di dalam sekolah bukan hanya secara akademik, tapi sekaligus mental dalam menjaga integritas dan kejujuran.Jokowi menjelaskan pentingnya menjaga integritas khususnya dalam nilai ujian nasional.Presiden menyebutkan kegagalan sejumlah negara akibat tak berhasil menjaga integritas. Nilai-nilai kejujuran, kata dia, harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah. Selama ini nilai dasar kejujuran bangsa Indonesia sudah bagus.
Ia mengungkapkan banyaknya praktek curang dalam ujian nasional. Menurut dia, banyak kepala dinas pendidikan atau kepala sekolah yang bermain curang demi mendapatkan nilai UAN yang baik. "Saat menjadi wali kota atau gubernur, saya tahu itu terjadi.Tapi saya bilang lupakan itu. Bekerja dengan saya bukan seperti itu," tuturnya.Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan 503 sekolah dengan integritas pelaksanaan UN tertinggi diseleksi dari lebih dari 80 ribu sekolah dan madrasah dalam lima tahun terakhir. Indeks integritas diukur dari pola pengerjaan dan kerja sama dalam mengerjakan ujian nasional. "Akhirnya terpilih 218 SMP dan madrasah, 150 SMA, dan 135 SMK, indeksnya 92-99.Lantas Bagaimana dengan kita apakah tetap dengan pola lama ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar