SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE

SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE "ANDA BERHARAP PERUBAHAN MAKA BEKERJALAH TIDAK SAMA DENGAN KEMARIN"

Sabtu, 06 Februari 2016

PERHATIKAN KUALITAS PENDIDIKAN KITA

Menjelang ujian Nasional orangtua mungkin disibukkan dengan berbagai urusan yang berkaitan dengan kelanjutan pendidikan. Sebagian bisa saja susah ketika menghadapi kenyataan biaya pendidikan ternyata tinggi, bisa juga ada yang terkejut karena anaknya tidak lolos akibat nilai ujian nasional tidak memenuhi standar. Hal terakhir inilah yang barangkali cukup banyak dijumpai di masyarakat. Penerimaan siswa yang semata-mata didasarkan atas nilai ujian nasional, banyak yang disesalkan sekarang. Kontroversi tentang ujian nasional itu sudah berlangsung sejak lama dan dipandang tidak fair untuk merekrut anak didik baru. Tetapi inilah yang terjadi di Indoneisa sekarang.
Mungkin saja beberapa tempat pelaksanaan dari ujian nasional tersebut berlangsung fair dan tertib. Akan tetapi di beberapa tempat lain berlangsung tidak sesuai dengan rencana. Bebrapa rumor pernah mengatakan bahwa kunci jawaban telah bocor dan tersebar di masyarakat. Rumor yang mengatakan beberapa guru sengaja membuatkan jawaban kepada siswa, bukan saja agar siswanya mampu mendapatkan nilai tinggi, tetapi demi mendongkrak reputasi lembaganya. Cara-cara seperti ini tentu saja tidak fair dan tidak adil. Kalau misalnya hal terakhir ini terjadi, sangat mungkin anak yang suka bolos, berandalan, dan tidak pintar bisa lolos dengan nilai tinggi. Penerimaan siswa baru yang di dasarkan semata-mata atas nilai ujian nasional, sangat tidak mencerminkan keadilan. Sungguh kasihan anak-anak yang berprestasi dan belajar sungguh-sungguh bertahun-tahun ditumbangkan oleh mereka yang kebetulan mendapatkan kunci jawaban pada saat ujian nasional berlangsung sekitar 3 hari.

Catatan ini sengaja kita ulangi lagi, semata-mata demi tercapainya rasa keadilan dalam pendidikan mumpung minggu ini para orangtua dipusingkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan urusan sekolah. Kita sering berbicara soal ketertingalan dengan negara lain di segala bidang. Satu muara jawaban dari persoalan itu adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita. Penyelenggaraan pendidikan secara formal di Indonesia memang terletak pada sekolah atau lembaga pendidikan tertinggi. Termasuk juga kursus-kursus yang ada. Tetapi kita tetap mengakui bahwa penyelenggaraan pendidikan itu juga lingkungan dan keluarga. Karena berbagai pekerjaan dan karier di Indonesia ditentukan dengan cara-cara formal seperti menunjukkan ijazah, sertifikat, nilai raport, dan sejenisnya, maka mau tidak mau kita mengingatkan lembaga formal ini untuk memperbaiki diri.

Paling dasar sekali pada masalah pendidikan adalah kejujuran dan kemudian kreativitas yang mengembangkan kemampuan nalar peserta didik. Hanya dengan kejujuran dan pengembangan nalar itulah kita akan mampu membentuk manusia yang unggul dan mandiri dna mmapu bersaing dengan pihak manapun dalam kehidupan ini. Mereka juga akan mampu menjadi filter di sengaja bidang demi kemajuan negara. Tetapi apabila kemudian pendidikan kita dihiasi dengan ketidakjujuran, bahkan dari jenjang pendidikan paling rendah, sungguh hasilnya akan merugikan di masa depan.

Pemerintah haruslah tau dan memahami fenomena ini. Terhadap pelaksanaan ujian nasional, pemerintih harus langsung turun tangan ke bawah, bertanya ke masyarakat, kepada orangtua siswa, juga ke siswa. Tanyakan bagaimana ketegasan psikologis siswa ketika harus mengikutio ujian nasional, bertanyalah kepada orangtua tentang efektivitas ujian tersebut, untuk selanjutnya ambillah langkah yang tegas ketika misalnya ditemukan ketidaadilan dalam pelaksanaan ini.

Kita semua ingin agar negara ini menjadi maju, mampu bersaing di era globalisasi dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, tidak ada cara yang lebih baik kecuali memperikan perhatian terhadap masalah pendidikan kita di tanah air.
Presiden Joko Widodo pada Senin siang, 21 Desember 2015, menyerahkan penghargaan kepada kepala sekolah yang dinilai paling berintegritas.Para kepala sekolah dipilih dari 503 kepala sekolah tingkat menengah pertama, menengah atas, menengah kejuruan,dan madrasah.Mereka dinilai berdasarkan integritas kejujuran ujian nasional terbaik selama lima tahunterakhir. 
Jokowi menganggap kejujuran sebagai nilai-nilai mendasar dalam membangun bangsa.Pendidikan di dalam sekolah bukan hanya secara akademik, tapi sekaligus mental dalam menjaga integritas dan kejujuran.Jokowi menjelaskan pentingnya menjaga integritas khususnya dalam nilai ujian nasional.Presiden menyebutkan kegagalan sejumlah negara akibat tak berhasil menjaga integritas. Nilai-nilai kejujuran, kata dia, harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah. Selama ini nilai dasar kejujuran bangsa Indonesia sudah bagus. 

Ia mengungkapkan banyaknya praktek curang dalam ujian nasional. Menurut dia, banyak kepala dinas pendidikan atau kepala sekolah yang bermain curang demi mendapatkan nilai UAN yang baik. "Saat menjadi wali kota atau gubernur, saya tahu itu terjadi.Tapi saya bilang lupakan itu. Bekerja dengan saya bukan seperti itu," tuturnya.Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan 503 sekolah dengan integritas pelaksanaan UN tertinggi diseleksi dari lebih dari 80 ribu sekolah dan madrasah dalam lima tahun terakhir. Indeks integritas diukur dari pola pengerjaan dan kerja sama dalam mengerjakan ujian nasional. "Akhirnya terpilih 218 SMP dan madrasah, 150 SMA, dan 135 SMK, indeksnya 92-99.Lantas Bagaimana dengan kita apakah  tetap dengan pola lama ?

Tidak ada komentar: