SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE

SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE "ANDA BERHARAP PERUBAHAN MAKA BEKERJALAH TIDAK SAMA DENGAN KEMARIN"

Minggu, 28 Februari 2016

SMP Negeri 4 Balige Juara II Olimpiade MIPA YASOP Tahun 2016





Yayasan Soposurung Balige untuk yang ke 12 kalinya kembali menyelenggarakan Lomba Olimpiade MIPA (Matematika dan IPA) untuk Tahun 2016 dari peserta pelajar SMP Kelas 9 sebanyak 351 orang dari 58 SMP dari Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara, Sabtu, (27/2) di Komplek Asrama Yayasan Soposorung.
Mekar Sinurat, SH dalam sambutannya pada saat pembukaan Olimpiade MIPA Tahun 2016, mengatakan bahwa, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan semangat berkompetisi di kalangan pelajar SMP Sumatera Utara dalam pada mata pelajaran MIPA yakni Matematika, Biologi dan Fisika Yayasan Soposurung menyelenggarakan Olimpiade MIPA Tahun 2016.
Olimpiade MIPA yang diikuti oleh siswa SMP dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumatera Utara setiap Tahun secara umum terus mengalami permintaan untuk ikut sebagai peserta, akan tetapi karena keterbatasan daya tamping panitia membuat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah pengirim, kata Mekar Sinurat yang sehari-hari bertugas sebagai Kepala Asrama Yayasan Soposurung.
“Kegiatan ini juga sekaligus sebagai bentuk partisipasi Yayasan Soposurung dalam memajukan pendidikan di Sumatera Utara, dan seluruh kepanitiaan ini dilaksanakan oleh Senat Siswa Asrama Soposurung Balige,” tegasnya.
Ketua Pelaksana, Rio Silaen menjelaskan penyelenggaraan Olimpiade MIPA kali ini merupakan penyelenggaraan yang ke-12 kali. Dengan jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 351 pelajar dari 58 sekolah yang tersebar di Sumatera Utara.
Peserta yang berhasil meraih juara pada Olimpiade MIPA Tahun 2016 yang berlangsung sejak pukul 09.30 s.d. 14.30 WIB diantaranya Sebagai Juara I dengan Skor 139 dan juga sebagai Peserta The Best mata pelajaran Biologi yakni Samuel Kevin Pasaribu dari SMP Negeri 1 Sidikalang, juara II yakni Sonia Oktavia Napitupulu dengan skor 130 dari SMP Negeri 4 Balige,
Kemudian Juara III yakni Grace Trinita Simatupang dengan skor 121 dari SMP Sw. Budi Dharma Balige, seba, gai Juara harapan I yakni Niko Bernandus Simamora dari SMP Sw. Santo Paulus Sidikalang, Juara harapan II yakni Parnaek Routher Siagian, sebagai Juara Harapan 3 Sharon Berndetha Marbun dari SMP Sw. Budi Dharma Balige, dan 4 orang peserta mendapat hadiah hiburan yakni masing-masing Jesica Yohana Panjaitan dari SMP Sw. Bona Pasogit Sejahtera, Septian Afredo Silalahi dari SMP RK. Bintang Timur P.Siantar, Winner De Bofan dari SMP Negeri 1 Simanindo dan Ruth Johana HUtagalung dari SMP Sw. Budi Dharma Balige.
Seluruh peserta mendapat uang pembinaan, piagam, tropy dan yang langsung di serahkan oleh Kepala Asrama Yayasan Soposurung Balige Mekar Sinurat, SH didampingi oleh guru pendamping dari masing-masing sekolah pemenang lomba. Selain Kategori penerima hadiah 10 besar, panitia juga memberikan peserta sebagai The Best Bidang Fisika, Matematika dan Biologi, yakni masing-masing Ruth Johana Hutagalung, Winner De Bofan dan Samuel Kevin Pasaribu.
Sebagai Juara Umum pada Olimpiade MIPA Tahun 2016 ini diraih oleh SMP Swasta Santo Paulus Sidikalang dengan mendapat Piala Bergilir dari Yayasan Sopusurng Balige. Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Toba Samosir Drs. Lalo H. Simanjuntak,M.Si didampingi Kepala SMA Negeri 2 Balige Aldon Samosir, S.Pd pada saat pembukaan dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini diperlukan generasi emas, artinya bahwa sekitar 30 tahun yang akan datang tepat usia Indonesia 100 tahun meraih kemerdekaan dibutuhkan para generasi muda yang akan mengisi jabatan strategis di Negara ini, akan menjadi pemimpin bangsa ini kelak.
“Oleh karena itu, diharapkan berkompetisilah dengan baik, raih kesuksesan untuk masa depan gemilang. Jauhkan diri anak-anak dari kenakalan remaja dan narkoba, demi masa depanmu yang sejahtera”, tegas Drs.Lalo Hartono Simanjuntak,mengakhiri sambutannya.

Jumat, 19 Februari 2016

Permasalahan Kode Bidang Studi Sertifikasi yang Berbeda





Pada saat-saat setelah masa pengambilan data oleh pihak P2TK berakhir untuk setiap triwulan seperti sekarang ini, umumnya focus perhatian operator dapodik maupun guru tertuju kepada laman Lapor Tunjangan DIKDAS (LTD). Oleh karena itu, “pintu” masuk yang disediakan dalam jumlah yang cukup banyak, lebih dari 10 mirror, ternyata semuanya sulit untuk dibuka. Penyebabnya, semua ingin menengok data-data di laman tersebut. Para guru jelas berkepentingan dengan data-datanya, karena berkaitan dengan nasib tunjangan mereka, terutama penerima tunjangan profesi. Lalu apa kepentingan operator?, walaupun operator mungkin tidak menerima tunjangan, akan tetapi mereka juga ingin melihat hasil kerja mereka yang berjuang tanpa kenal jam kerja agar bisa sinkronisasi.

Banyak sekali permasalahan terkait data-data guru penerima tunjangan profesi yang ada di LTD. Salah satunya yaitu perbedaan kode bidang studi sertifikasi, hal ini banyak dialami pada data guru yang sertifikasinya sebelum tahun 2009. Perbedaan kode bidang studi sertifikasi tersebut terjadi karena memang pada tahun 2009 dilakukan perubahan nomor kode bidang studi sertifikasi. Mengapa diubah?, ini dimaksudkan untuk menyesuaikan struktur kurikulum yang berlaku sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan spektrum program studi pada sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mulai diimplementasikan pada tahun 2009.
Banyak sekali guru yang mempertanyakan permasalahan perbedaan kode tersebut, Apakah perbedaan itu bisa berdampak pada tidak terbitnya SKTP?, Bagaimana cara merubahnya?. Kira-kira demikianlah pertanyaannya.

Untuk membantu rekan-rekan guru yang mengalami permasalahan tersebut, dalam tulisan ini saya akan membagikan mekanisme yang harus ditempuh. Mekanisme ini saya kutip dari lampiran surat BPSDMPK-PMP Nomor  :   26269  /J/LL/2012 perihal penyesuaian nama dank ode bidang studi sertifikasi.
Konversi kode bidang studi sertifikasi guru hanya diperuntukkan bagipeserta sertifikasi guru tahun 2007 dan 2008 untuk bidang studi tertentu.Dengan adanya perubahan kode dan nama bidang studi tersebut, maka pemilik Sertifikat Pendidik tahun 2007dan 2008 akan mengalami perubahan nomor peserta dan bidang studi sertifikasi guru sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Pendidik.
Mekanisme konversi nomor kode dan bidang studi sertifikasi guru sebagai berikut.
  1. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengusulkan penyesuaian nomor kode dan nama bidang studi sertifikasi guru kepada Ketua Rayon LPTK dengan melampirkan dokumen yang diperlukan antara lain:
a.       Sertifikat Pendidik yang dilegalisasi oleh Kepala Sekolah.
b.      SK tugas mengajar sejak mendapat  Sertifikat Pendidik (Tahun 2007-2008) hingga 2012 yang        
      dilegalisasi oleh kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
c.      Ijasah S-1/D-IV.
  1. Rayon LPTK melakukan penelaahan usulan kemudian menyetujui atau tidak menyetujui usulan penyesuaian tersebut didasarkan atas pertimbangan akademik.   
  2. Menerbitkan Surat Keterangan penyesuaian nomor kode dan bidang studi sertifikasi guru bagi yang disetujui dan mengirimkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
  3. Mengirimkan Rekap hasil penyesuaian kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan up. Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, dan Kepala LPMP.                                                                                           Tapi kenyataan tidak seperti yang diharapkan ,kiranya pengambil kebijakan tentang sertivikasi guru ini dapat mengambil langkah dimana masalahnya ini, 
 Demikian artikel ini, semoga ada gunanya. Salam.****

Rabu, 17 Februari 2016

Pengertian Pendidikan Karakter




Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Sedangkan Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau sekelompok orang.
Karakter juga sering diasosiasikan dengan istilah apa yang disebut dengan temperamen yang lebih memberi penekanan pada definisi psikososial yang dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Sedangkan karakter dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih menekankan pada unsur somatopsikis yang dimiliki seseorang sejak lahir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses perkembangan karakter pada seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang khas yang ada pada orang yang bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan (nature) dan lingkungan (nurture) dimana orang yang bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor bawaan boleh dikatakan berada di luar jangkauan masyarakat dan individu untuk mempengaruhinya. Sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor yang berada pada jangkauan masyarakat dan ndividu. Jadi usaha pengembangan atau pendidikan karakter seseorang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui rekayasa faktor lingkungan.
Faktor Pendidikan Karakter
Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan karakter memiliki peran yang sangat peting karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pendidikan karakter sangat ditentunkan oleh faktor lingkungan ini. Dengan kata lain pembentukan dan rekayasa lingkungan yang mencakup diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekasyasa faktor lingkungan dapat dilakukan melalui strategi :
  1. Keteladanan
  2. Intervensi
  3. Pembiasaan yang dilakukan secara Konsisten
  4. Penguatan.
Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur

Sabtu, 06 Februari 2016

PERHATIKAN KUALITAS PENDIDIKAN KITA

Menjelang ujian Nasional orangtua mungkin disibukkan dengan berbagai urusan yang berkaitan dengan kelanjutan pendidikan. Sebagian bisa saja susah ketika menghadapi kenyataan biaya pendidikan ternyata tinggi, bisa juga ada yang terkejut karena anaknya tidak lolos akibat nilai ujian nasional tidak memenuhi standar. Hal terakhir inilah yang barangkali cukup banyak dijumpai di masyarakat. Penerimaan siswa yang semata-mata didasarkan atas nilai ujian nasional, banyak yang disesalkan sekarang. Kontroversi tentang ujian nasional itu sudah berlangsung sejak lama dan dipandang tidak fair untuk merekrut anak didik baru. Tetapi inilah yang terjadi di Indoneisa sekarang.
Mungkin saja beberapa tempat pelaksanaan dari ujian nasional tersebut berlangsung fair dan tertib. Akan tetapi di beberapa tempat lain berlangsung tidak sesuai dengan rencana. Bebrapa rumor pernah mengatakan bahwa kunci jawaban telah bocor dan tersebar di masyarakat. Rumor yang mengatakan beberapa guru sengaja membuatkan jawaban kepada siswa, bukan saja agar siswanya mampu mendapatkan nilai tinggi, tetapi demi mendongkrak reputasi lembaganya. Cara-cara seperti ini tentu saja tidak fair dan tidak adil. Kalau misalnya hal terakhir ini terjadi, sangat mungkin anak yang suka bolos, berandalan, dan tidak pintar bisa lolos dengan nilai tinggi. Penerimaan siswa baru yang di dasarkan semata-mata atas nilai ujian nasional, sangat tidak mencerminkan keadilan. Sungguh kasihan anak-anak yang berprestasi dan belajar sungguh-sungguh bertahun-tahun ditumbangkan oleh mereka yang kebetulan mendapatkan kunci jawaban pada saat ujian nasional berlangsung sekitar 3 hari.

Catatan ini sengaja kita ulangi lagi, semata-mata demi tercapainya rasa keadilan dalam pendidikan mumpung minggu ini para orangtua dipusingkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan urusan sekolah. Kita sering berbicara soal ketertingalan dengan negara lain di segala bidang. Satu muara jawaban dari persoalan itu adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita. Penyelenggaraan pendidikan secara formal di Indonesia memang terletak pada sekolah atau lembaga pendidikan tertinggi. Termasuk juga kursus-kursus yang ada. Tetapi kita tetap mengakui bahwa penyelenggaraan pendidikan itu juga lingkungan dan keluarga. Karena berbagai pekerjaan dan karier di Indonesia ditentukan dengan cara-cara formal seperti menunjukkan ijazah, sertifikat, nilai raport, dan sejenisnya, maka mau tidak mau kita mengingatkan lembaga formal ini untuk memperbaiki diri.

Paling dasar sekali pada masalah pendidikan adalah kejujuran dan kemudian kreativitas yang mengembangkan kemampuan nalar peserta didik. Hanya dengan kejujuran dan pengembangan nalar itulah kita akan mampu membentuk manusia yang unggul dan mandiri dna mmapu bersaing dengan pihak manapun dalam kehidupan ini. Mereka juga akan mampu menjadi filter di sengaja bidang demi kemajuan negara. Tetapi apabila kemudian pendidikan kita dihiasi dengan ketidakjujuran, bahkan dari jenjang pendidikan paling rendah, sungguh hasilnya akan merugikan di masa depan.

Pemerintah haruslah tau dan memahami fenomena ini. Terhadap pelaksanaan ujian nasional, pemerintih harus langsung turun tangan ke bawah, bertanya ke masyarakat, kepada orangtua siswa, juga ke siswa. Tanyakan bagaimana ketegasan psikologis siswa ketika harus mengikutio ujian nasional, bertanyalah kepada orangtua tentang efektivitas ujian tersebut, untuk selanjutnya ambillah langkah yang tegas ketika misalnya ditemukan ketidaadilan dalam pelaksanaan ini.

Kita semua ingin agar negara ini menjadi maju, mampu bersaing di era globalisasi dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, tidak ada cara yang lebih baik kecuali memperikan perhatian terhadap masalah pendidikan kita di tanah air.
Presiden Joko Widodo pada Senin siang, 21 Desember 2015, menyerahkan penghargaan kepada kepala sekolah yang dinilai paling berintegritas.Para kepala sekolah dipilih dari 503 kepala sekolah tingkat menengah pertama, menengah atas, menengah kejuruan,dan madrasah.Mereka dinilai berdasarkan integritas kejujuran ujian nasional terbaik selama lima tahunterakhir. 
Jokowi menganggap kejujuran sebagai nilai-nilai mendasar dalam membangun bangsa.Pendidikan di dalam sekolah bukan hanya secara akademik, tapi sekaligus mental dalam menjaga integritas dan kejujuran.Jokowi menjelaskan pentingnya menjaga integritas khususnya dalam nilai ujian nasional.Presiden menyebutkan kegagalan sejumlah negara akibat tak berhasil menjaga integritas. Nilai-nilai kejujuran, kata dia, harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah. Selama ini nilai dasar kejujuran bangsa Indonesia sudah bagus. 

Ia mengungkapkan banyaknya praktek curang dalam ujian nasional. Menurut dia, banyak kepala dinas pendidikan atau kepala sekolah yang bermain curang demi mendapatkan nilai UAN yang baik. "Saat menjadi wali kota atau gubernur, saya tahu itu terjadi.Tapi saya bilang lupakan itu. Bekerja dengan saya bukan seperti itu," tuturnya.Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan 503 sekolah dengan integritas pelaksanaan UN tertinggi diseleksi dari lebih dari 80 ribu sekolah dan madrasah dalam lima tahun terakhir. Indeks integritas diukur dari pola pengerjaan dan kerja sama dalam mengerjakan ujian nasional. "Akhirnya terpilih 218 SMP dan madrasah, 150 SMA, dan 135 SMK, indeksnya 92-99.Lantas Bagaimana dengan kita apakah  tetap dengan pola lama ?

Jumat, 05 Februari 2016

SK 123 TAHUN 2015 DIBATALKAN DI TOBA SAMOSIR

Pelantikan dan mutasi sebanyak 108 orang pejabat struktural eselon II, III dan IV yang dilakukan mantan Wakil Bupati Tobasa Liberty Pasaribu saat menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) Bupati Tobasa yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Tobasa Nomor 123 Tahun 2015 tanggal 23 April lalu akhirnya dibatalkan.
Perintah pembatalan itu disampaikan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 820/5523/0TDA tanggal 4 Nopember 2015 perihal Mutasi Pegawai di Kabupaten Tobasa yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

Pengembalian jabatan tersebut ditandai dengan penyerahan SK kepada seluruh pejabat bersangkutan, disaksikan Wakapolres, Kajari Balige, perwakilan Dandim dan Sekdakab Drs Audi Murphy Sitorus SH MSi, di Aula Kantor Bupati di Balige, Kamis (4/2)
Pj Bupati mengatakan, pengembalian ke dalam jabatan semula dituangkan ke dalam SK Bupati Tobasa No 61/2016. SK ini merupakan tindaklanjut Surat KASN No B/455/KASN/5/2015/31 Mei 2015, perihal Pembatalan SK Bupati Tobasa No 123/2015. Surat Mendagri No 820/5523/ OTDA/4 November 2015, perihal Mutasi Pegawai di Kabupaten Tobasa. Surat Gubsu No 800/16332/BKD/III/2015/2 Desember 2015, perihal Mutasi Pegawai di Kabupaten Tobasa.
Surat Mendagri Nomor 830/281/SJ/28 Januari 2016, perihal Ijin Pengembalian ke dalam jabatan semula (eselon II, III, IV dan Jabatan Fungsional Umum) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tobasa dan Surat Gubsu Nomor 800/2193/BKD/III/2016, tanggal 1 Februari 2016, perihal Ijin Pengembalian ke dalam jabatan semula (eselon II, III, IV dan Jabatan Fungsional Umum) di lingkungan Pemkab Tobasa.
“Untuk itu saya berharap, pengembalian jabatan ini, membawa dampak dan manfaat besar, ke arah lebih baik ke depan serta dapat lebih meningkatkan kinerja guna pencapaian sasaran di bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Kepada pejabat yang dikembalikan ke dalam Jabatan Fungsional Umum (staf), Pj Bupati berharap dapat menerima pengembalian itu dengan lapang dada. “Sebagai PNS sejati, hal ini harus dapat diterima dengan baik, dan siap bekerja, memahami tugas dan tanggung jawab yang diemban dengan sungguh-sungguh, mengabdi seoptimal mungkin dengan dilandasi kesabaran, ikhlas, tanpa pamrih, berupaya menghindari perbuatan tercela dan selalu meminta pertolongan Tuhan,” katanya.
Ke-108 pejabat yang dikembalikan ke jabatan semula (eselon II, III, IV dan Jabatan Fungsional Umum) tersebut. Di antaranya, Salomo HK Simanjuntak, kembali menjadi Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdakab. Pargaulan Sianipar Kadishubkominfo, Berliana Sitompul Staf Ahli Bupati. Arifin Silaen, Kadis Pasar, Tito Siahaan Staf Ahli Bupati, Bangsomen Silaen Kepala BP2TPM, James Silaban Kepala Bappeda, Budiyanto Tambunan Kaban Kesbangpollinmas. Kasten Panjaitan Kepala BKD. Eston Sihotang, Kadisnaker, Joni Hutajulu Kadis Pertanian, Bresman Simangunsong Kadis PU dan Espon Simanjuntak Kepala BPBD.Termasuk Eselon III dan Eselon IV.