SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE

SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE "ANDA BERHARAP PERUBAHAN MAKA BEKERJALAH TIDAK SAMA DENGAN KEMARIN"

Rabu, 18 April 2018

IRONIS, SISWA ABAIKAN LARANGAN CURAT CORET

 Larangan aksi coret-coretan dan konvoi sepeda motor seakan menjadi ”Ritual” setelah kelulusan ternyata diabaikan para siswa. Setelah masing-masing sekolah selesai melaksanakan ujian Nasional, 12 April 2018, siswa yang telah selesai ujian mengekspresikan kegembiraanya dengan melakukan aksi coret-coretan.Bahkan, aksi itu dilakukan di jalan umum dengan kendaraan sepeda Motor.

Dari pantauan dijalanan, aksi coret-coretan ini dilakukan bukan saja oleh pelajar laki laki, tetapi juga banyak dari kaum perempuan, dan Objek yang menjadi pusat nongkrongnya pelajar SMA ini ialah mulai dari Soposurung Balige sampai Bundaran DI Panjaitan.

Melihat Ritual Siswa ini,  sangat menyayangkan adanya aksi coret -coretan tersebut menurut salah seorang orangtua yang nongkong di kedai depan Kantor kejaksaan Balige,alangkah baiknya Bajunya itu disimpan atau disumbangkan kepada yang masih berhak menerimanya..Logikanya   pihak sekolah telah mengimbau siswa setelah selesai ujian, agar tidak melakukan aksi coret-coretan.

Saat ditanyai, seorang siswa yang enggan namanya dipublikasikan menuturukan, aksi ini adalah sebuah kegembiraan bagi kami dan masalah kelulusan kami sangat optimis lulus. “Mudah-mudahan Tuhan berencana yang baik dan kalau pun tidak lulus kami sudah siap untuk menerimanya,” ujar mereka.

Dalam Hal ini, seorang Tokoh Masyarakat di Balige, saat  kesibukkannya duduk santai sambil minum kopi, menyampaikan keluhannya terhadap Aksi Konvoi dan Coret coretan ini, dijelaskannya bahwa budaya seperti ini hendaknya tidak terjadi, dan tentunya dengan cara bekerja sama, baik dari pihak Sekolah maupun Aparat yang berwenang, artinya tidak hanya menjadi tanggungjawab pihak sekolah saja, apalagi hal ini dilakukan diluar sekolah.dikatakannya,”Orangtuapun harus ikut andil, jangan berikan kesempatan sedemikian kepada Anak,”tegasnya.

Harapan dari beberapa pihak sekolah, dan Tokoh masyarakat, hendaknya kedepan hal ini dapat diantisipasi, terutama kami sangat mengharapkan pada pengumuman kelulusan UN maupun UN tahun mendatang, pihak Pol PP dan Aparat kepolisian juga ikut andil Operasi Cegah aksi Coret coretan dan Konvoian dijalan Raya ini.

Soal Matematika UN SMA 2018 Sulit, Begini Penjelasan Mendikbud

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menanggapi masukan tentang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2018.
Salah satunya mengenai pelaksanaan ujian mata pelajaran Matematika SMA yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik.

“Saya menghargai respons peserta didik yang telah mengekspresikan perasaannya melalui media sosial yang dilandasi pada etika yang baik,” kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (18/4/2018).
Soal UN SMA Matematika dikeluhkan oleh para siswa. Melalui media sosial, mereka mengeluhkan soal yang sulit dan tak pernah diajarkan di sekolah. Soal tersebut ternyata berjenis HOTS (high order thinking skills).
Menurut Muhadjir, pihaknya memang memasukkan soal-soal UN yang menuntut penalaran. Soal jenis itu, kata dia, sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik.
Hal tersebut dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar Indonesia dengan standar internasional. Standar internasional yang dimaksud, yaitu standar Program for International Student Assessment (PISA).
"Pengenalan soal penalaran ini, merupakan upaya untuk mengejar ketertingalan pencapaian kompetensi siswa Indonesia di tingkat internasional," kata Muhadjir.
Adapun soal-soal penalaran pada UN sebetulnya hanya sekitar 10 persen dari total semuanya.
Muhadjir menilai model soal penalaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
Dengan begitu, menurut dia, peserta didik diharapkan mampu menganalisa data, membuat perbandingan, membuat kesimpulan, menyelesaikan masalah, dan menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan nyata.
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, mengatakan bahwa soal UN tahun 2018 dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun oleh Kemendikbud, dengan melibatkan guru, yang selanjutnya ditetapkan oleh BSNP pada bulan Agustus 2017, dan dimuat di laman http://bsnp-indonesia.org.
Kisi-kisi tersebut telah disusun sesuai kompetensi dasar yang harus diajarkan oleh guru sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan dituangkan dalam buku mata pelajaran.
“Kisi-kisi ini dibuat secara umum atau generik, tidak spesifik mengarah pada suatu bentuk soal tertentu. Tujuannya agar pembelajaran di sekolah-sekolah tidak terjebak pada proses drilling soal-soal UN," kata Muhadjir lagi.
Dengan begitu menurut Muhadjir guru wajib mengajarkan materi pembelajaran dengan mengedepankan pemahaman konsep dan penalaran, bukan sekedar drilling soal.