SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE

SELAMAT DATANG DI SMP NEGERI 2 BALIGE "ANDA BERHARAP PERUBAHAN MAKA BEKERJALAH TIDAK SAMA DENGAN KEMARIN"

Kamis, 14 Maret 2013

TIGA PILAR PENDIDIKAN

Mengapa banyak yang beranggapan bahwa pendidikan hanya berlangsung di sekolah saja, padahal pendidikan di sekolah merupakan kasur penggodokan seteleh di keluarga dan lingkungan. Para orang tua banyak yang berasusmsi masa depan anaknya 100% ada di bangku sekolah. Karena para orang tua sudah susah payah bekerja siang hingga larut malam untuk mengumpulkan uang demi untuk menyekolahkan anaknya. Pulang sekolah anaknya di kursuskan diberbagai tempat agar di sekolah dapat nilai 100 semua.
Kebanggaan orang tua terletak saat anaknya mendapat ranking teratas, nilai-nilai sekolahnya 100 semua. Namun si orang tua lupa, bahwa sekolah hanya mengisi 30% dari ruang belajar anak, sehingga sekalipun mendapat nilai 100 dari sekolah, kalau nilai pendidikan dari orang tua dan dari lingkungan nol, anak hanya mendapat nilai setara 3,3.
Ini berbeda dengan anak tetangga yang nilai sekolahnya biasa-biasa saja, sebut saja 6, tetapi orang tua aktif mengajak jualan di warung. Ia bisa mendapat nilai 8 dari orang tua (karena dibina langsung)) dan 9 dari gemblengan lingkungan sehingga rata-ratanya menjadi 7,67. Kira-kira seperti itu, dan anak yang di sekolah biasa-biasa saja bisa menjadi sarjana yang hebat, wirausaha tangguh atau ilmuwan yang gigih. Sementara anak yang di sekolah diberi predikat genius hanya bisa memajang ijazah, menjadi “penumpang” dalam kehidupan.
Bagi orang tua yang tidak memiliki waktu pasti akan susah bagaimana cara membuat kurikulum bagi anak-anaknya. Orang tua bisa mendesain kurikulum anak dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan anaknyayang berbeda dengan anak lainnya. Jadi, kalau mau berubah, kita tidak boleh tanggung-tanggung. Harus ada program yang jelas pada orang tua, termasuk mendesain dan eksekusi kurikulum untuk anaknya di rumah, beserta pembaharuan laporan kemajuan belajar (Raport).
Adalah tidak tepat memberi laporan kemajuan belajar semata-mata menulis angka. Orang tua butuh laporan verbal tentang kemajuan anaknya, yang menyangkut upaya, kemajuan, disiplin, pastisipasi terhadap diskusi, pergaulan, minat, kepatuhan, kreativitas, metodologi, hubungan vertikal-horizontal, sikap-sikap sosial dan sebagainya. Lagipula apa gunanya mengetahui anak kita berada di nomor berapa di kelas bila kita tidak tahu apa yang harus diperbaiki.

Tidak ada komentar: