Pendidikan
merupakan jembatan mencerdasarkan generasi bangsa, pendidikan memiliki peranan
yang begitu penting dalam kemajuan negeri ini. Apabila masyarakat memiliki
pendidikan yang lebih baik maka kita tidak akan dipandang sebelah mata oleh
orang lain bahkan oleh negara lain. Pendidikan merupakan bekal utama dalam
kehidupan. Dengan pendidikan kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk,mana yang boleh dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan. Akan
tetapi kondisi pendidikan saat ini bisa dikatakan sangat memperihatinkan,
dimana moral dan sopan santun siswa masih sangat rendah, banyak dari para pelajar
yang suka tawuran dengan sesama pelajar, tindak kekerasan,bahkan mereka tidak
lagi memliki rasa malu berpegangan tangan dengan lawan jenisnya di tempat umum,
hal ini didasari karena kurangnya moral serta ahlak para pelajar.
Murid
yang berkarakter didasari dengan lingkungan yang hebat , ada peranan orang tua, guru serta masyarakat
dan pemerintah. Anak-anak
harus ditanamkan pendidikan moral serta ahlak yang bagus sejak dini, agar
mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, seorang guru tidak
akan mampu menciptkana siswa yang berkarakter dengan sendirinya, orang tua dan
guru harus bekerja sama dalam pendidkan karakter anak yang hebat. Dengan adanya
kerjasama yang baik antara guru, orang tua, masyarakat dan pemerintah maka saya
yakin tidak ada anak Indonesia yang akan mengalami kegagalan dan krisis moral.
Yang ada hanyalah murid berkarater,berprestasi,budiman,bermoral serta berakhlak
mulia membawa nama baik bangsa Indonesia.
1.Orangtua
Ada
banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada anak baik formal maupun non
formal. Adapun pendidikan formal tidak sebatas dengan memberikan pengetahuan
dan keahlian kepada anak-anak mereka di sekolah. Selain itu pendidikan non
formal menanamkan tata nilai yang serba luhur atau ahlak mulia, norma-norma,
cita-cita, tingkah laku dan aspirasi dengan bimbingan orang tua di rumah.
Ada beberapa cara dalam
meningkatkan peran orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Pertama, dengan mengontrol waktu belajar dan
cara belajar anak. Anak-anak diajarkan untuk belajar secara rutin, tidak hanya
belajar saat mendapat pekerjaan rumah dari sekolah atau akan menghadapi
ulangan. Setiap hari anak-anak diajarkan untuk mengulang pelajaran yang
diberikan oleh guru pada hari itu. Dan diberikan pengertian kapan anak-anak
mempunyai waktu untuk bermain.
Kedua, memantau perkembangan kemampuan
akademik anak. Orang tua diminta untuk memeriksa nilai-nilai ulangan dan tugas
anak mereka.
Ketiga, memantau perkembangan kepribadian yang
mencakup sikap, moral dan tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang
tua dengan berkomunikasi dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak
di sekolah.
Keempat, memantau efektifitas jam belajar di
sekolah. Orang tua dapat menanyakan aktifitas yang dilakukan anak mereka selama
berada di sekolah. Dan tugas-tugas apa saja yang diberikan oleh guru mereka..
Selain semua hal tersebut di
atas ada beberapa hal lain perlu diperhatikan yaitu membantu anak mengenali
dirinya (kekuatan dan kelemahannya), membantu anak mengembangkan potensi sesuai
bakat dan minatnya, membantu meletakkan pondasi yang kokoh untuk keberhasilan
hidup anak dan membantu anak merancang hidupnya.2.Guru
Seorang guru harus menjadi teladan yang baik bagi
para siswa dalam mewujudkan perilaku siswa yang berkarakter, oleh sebab itu
bukan hanya seorang siswa yang dituntut memiliki moral dan akidah yang baik
seorang guru sekalipun harus memiliki moral serta akidah yang baik sehingga
siswa dapat mengambil ibrah dan contoh dari seorang guru tersebut. Apapun yang
dilakukan oleh seorang guru akan terekam dimemori siswa. Seperti pepatah
yang mengatkan “guru kecing berdiri murid kencing berlari” didalam pepatah ini
kita dapat mengambil kesimpulan apabila kita memberikan contoh yang tidak baik
terhadap anak didik kita maka jangan heran jika suatu saat nanti siswa kita
akan melakukan hal yang lebih parah dari kita. Maka dari itu seorang guru harus
mampu memberikan contoh-contoh yang baik bagi peserta didiknya.
Sebagai
seorang guru atau pendidik kita harus membekali diri dengan niat yang tulus dan
sifat ikhlas supaya menjadikan anak didik kita menjadi generasi penerus bangsa
yang hebat serta berkarakter. Bukan itu saja guru juga harus membekali dri
dengan kreatifitas yang tinggi dan kompetensi yang cukup. Sifat ikhlas inilah
yang jarang dimiliki oleh seorang guru,banyak diantara mereka merasa apa yang
mereka sampaikan tidaklah setimpal dengan gaji yang mereka dapatkan, sehingga
akibatnya ketika mereka berada di dalam kelas mereka tidak sepenuhnya. Kadang
mereka menyampaikan materi tidak sepenuhnya alhasil materi ini disambung ketika
les, nah les inilah yang diharapkan nanti oleh para guru untuk mendapatkan uang
atau gaji tambahan (tapi tidak semua guru loh seperti itu). Ini semua terjadi
karena guru melupakan aspek ikhlas, andaikan saja guru ikhlas mengajar maka
keihklasan ini akan memberikan semangat tanpa batas pada guru untuk berusaha
keras membuat anak didik mereka paham akan materi yang disampaikan. Semangat
keikhlasan ini akan mampu meluluhkan hati dan jiwa keras anak didik kita.
Nah
guru hebat ini menjadi tugas utama kita, menanamkan sifat ikhlas serta niat
yang tulus dalam mendidik generasi penerus bangsa, seorang siswa bukanlah
semata-mata mereka yang bertatapan muka dengan kita setiap harinya, melainkan
mereka adalah ladang surga bagi kita nantinya (aamiin), ilmu yang kita
sampaikan kepada mereka akan tertanam dan selalu diingat oleh mereka, suatu
saat nanti ketika mereka beranjak dewasa dan menjadi seorang guru seperti kita,
ilmu yang pernah mereka dapatkan dari kita akan samapi ke anak didik mereka
samapi seterusnya, itulah ilmu tanpa ada habisnnya selalu mengalir seperti air,
sungguh mulia tugas menjadi seorang guru, berbanggalah kita sebagai guru hebat
yang melahirkan murid-murid berkaraketer.
3.Masyarakat
Masyarakat selaku pengguna jasa lembaga
pendidikan memiliki kewajiban untuk mengembangkan serta menjaga keberlangsungan
penyelenggaraan proses pendidikan, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Peran serta masyarakat dalam
pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan mutu
pelayanan pendidikan. Selain itu masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber,
pelaksana dan pengguna hasil. Peran serta masyarakat dapat berbentuk:
a. Pendirian dan
penyelenggaraan satuanpendidikan pada jalur pendidikan sekolah.
b. Pengadaan dan
pemberian bantuan tenafga kependidikan untuk membantu melaksanaan pengajaran,
bimbingan atau pelatihan peserta didik.
c. Pengadaan dan
pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelakanaan kegiatan belajar
mengajar, penelitian atau pengembangan.
d. Pengadaan atau
penyelenggaraan program pendidikan yang belum diadakan, untuk menunjang
pendidikan nasional.
e. Pengadaan dana dan
pemberian bantuan yang dapat berupa hibah, sumbangan, pinjaman, beasiswa dan
bentuk lainnya untuk melaksanakn kegiatan belajar mengajar.
f. Pengadaan dan
pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
g. Pemberian kesempatan untuk magang atau
latihan kerja.
h.
Pemberian antuan bagi penyelenggaraan
satuan pendidikan dan pengembangan
pendidikan nasional.
i.
Pemberian pemikiran dan pertimbangan
berkenaan dengan penentuan
kebijaksanaan
penyelenggaran pengembangan pendidikan.
j.
Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan.
k.
Keikutsertaan dalam program pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan
oleh pemerintah di dalam dan di luar negeri.
4.Pemrintah
Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)
mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan
demikian, Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara Indonesia.
Pemerintah
memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak
Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa
gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas
pendukung pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan,
sekolah yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui,
apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain,
sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok
Indonesia. Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai
fasilitas pendukung pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau
seluruh wilayah NKRI, kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan.
Kurikulum yang seringkali berubah seiring
dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar
menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang berfikirnya
belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum
sampai tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan
anak-anak kehilangan kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran
yang terkonsep dan berpola baku secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di
sekolah, itulah yang ada pada dirinya, tanpa kecuali. Pemerintah harus
menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan sebuah bangsa.
Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan bernegara.
Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau
tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa
depan, tulang punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka.
Namun, harapan itu ternyata masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata
masih banyak di temukan anak-anak kurang mampu harus berhenti sekolah karena
tidak memiliki biaya. Sering dijumpai bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa
mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar
karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali menghadapi
bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-anak
Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati
tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri mereka. Disinilah peran pemerintah harus
ditingkatkan dalam rangka peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia.
Pendidikan Karakter merupakan proses pemberian tuntunan peserta/anak didik agar
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga,
serta rasa dan karsa. Peserta didik diharapkan memiliki karakter yang baik
meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli, dan
kreatif. Pemerintah melalui Kemendiknas meluncurkan sebuah program pendidikan,
yang dikenal dengan Pendidikan Karakter. Dominasi ranah kognitif dan
psikomotorik harus dikurangi, ranah afektif sudah seharusnya menjadi fokus
utama. Sehingga terbentuklah manusia-manusia yang berkarakter luhung, berbudi
pekerti tinggi. Manusia-manusia seperti inilah yang diharapkan mampu membawa
bangsa Indonesia menjadi jauh lebih baik, menjadikan Indonesia sebagai bangsa
yang berbudaya tinggi. Pendidikan karakter dibutuhkan untuk mencegah setiap
perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, semua peran sangat dibutuhkan untuk memajukan sistem
pendidikan di Indonesia agar pendidikan di Indonesia mengalami pemerataan,
peningkatan dan perubahan yang signifikan. Pendidikan Karakter bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang hal yang baik dan buruk, kemudian membuat hal
yang baik menjadi suatu kebiasaan. Budaya ini harus dipelihara agar pendidikan
di Indonesia berkembang dan bisa menjadi daya saing bagi pendidikan lainnya
secara global.