Pendidikan
zaman sekarang jauh berbeda dengan masa lalu. Tawuran dimana mana,
perampokan, penganiayaan, semua disebabkan oleh rendahnya mutu
pendidikan. Padahal kualitas
pendidikan mempengaruhi kualitas pemuda. Dan kualitas pemuda
mempengaruhi kualitas suatu negara.Aturan Sekolah yang tidak diindahkan peserta didik. Berikut akan saya berikan penjelasan
kenapa pendidikan di Indonesia semakin hari semakin buruk.
1. Nilai
Inilah
faktanya kenapa di Indonesia mutu pendidikan semakin rendah. ini
disebabkan karena hampir semua penduduk Indonesia lebih mementingkan
nilai bagus dengan resiko tidak mengerti apapun daripada harus mengerti
apa yang diajarkan tetapi mendapat nilai jelek. Dan itupun hampir
mendarah daging didalam tubuh setiap insan Indonesia. Memang sulit untuk
membuat kita mengerti akan pentingnya pemahaman daripada angka-angka
yang selama ini kita anggap sebagai suatu patokan kepintaran seseorang.
Dapat kita lihat masing-masing daerah berusaha menjadi peringkat pertama dalam nilai UN,walaun dengan berbagai cara supaya mendapatkan tujuan tersebut.Harusnya harus membuang jauh-jauh kebiasaan ini.
2. Korupsi dini
Sebenarnya
adalah suatu kesalahan besar bila seorang guru mengatrol nilai anak
didiknya. Kenapa, karena itu secara tidak langsung membuat anak
tergantung pada belas kasihan guru dan mengajari korupsi sejak dini.
Bukan hanya itu saja contoh pengajaran korupsi dini, masih banyak lagi
selain itu. Misal masuk kelas terlambat, keluar kelas lebih awal,
memotong nilai tanpa sebab yang jelas, dan lain sebagainya.
3. Guru Gengsi
Mungkin
kalian berfikir bahwa guru gengsi itu yang naik mobil. Bukan itu,
maksud saya guru gengsi adalah guru yang tidak mau terlihat bodoh di
depan anak didiknya. Saya ada sebuah kisah nyata.
Ada
sebuah tempat les yang sering ada konflik dengan guru-guru di sebuah
Sekolah. Konflik itu bermula saat para guru di Sekolah tersebut bertingkah aneh.
Seperti waktu pelajaran sehari hari anak yang les di tempat itu kalau
menjawab selalu disalahkan, padahal jawabannya benar. Akan tetapi bila
waktu Try Out atau UNAS merekalah yang dijadikan tumpuan untuk
menyebarkan jawabannya ke siswa yang belum bisa.
4. Sering ganti kebijakan
Kurikulum
th 1996, kurikulum KTSP, Sampai Kurikulum apa ya yang terakhir,,,????.
Sebenarnya terlalu sering ganti kurikulum malah membuat kita pusing
sendiri. Kenapa, karena bila kita hendak membeli buku kita harus
menyesuaikan dengan kurikulum terbaru. Apabila kita tidak mengetahui
kurikulum terbaru ya mending pinjam punya teman terus foto copy.
5. Ilmu atau Kerja
Memang
sulit pilihan bagi kaum menengah ke bawah. Di satu sisi mereka butuh
ilmu pengetahuan, tetapi di sisi lain mereka harus memenuhi kebutuhan.
Akan tetapi sekarang pemerintah telah membantu dengan mengadakan sekolah
gratis (tetapi prakteknya gratis betulan atau hanya pajangan).
Tergantung kita saja mau memilih harta, ilmu, atau keduanya bisa kita
miliki asal dengan usaha sungguh-sungguh.
6. Konsumtif
Pokoknya
kalau enggak di belikan motor aku enggak mau sekolah. Itulah anak muda
sekarang yang berjiwa konsumtif. Hobinya sudah jelas “merampok orang
tua”. Jujur kalau saya jadi orang tuanya tidak akan saya belikan motor,
kenapa, sekolah itu kebutuhan masing-masing. Mau sekolah terserah mau
enggak ya silahkan. Semua ada resikonya, sekolah resikonya keluar biaya,
lelah, banyak tugas. Begitupula bila tidak sekolah, resikonya sulit
dapat kerja, hidup sengsara, mudah dibodohi.
7. Sekolah tanpa tujuan
Adalah
suatu kepastian bahwa setiap siswa bila ditanya “kenapa sekolah” pasti
jawabannya bermacam macam. Ada yang nyari uang saku, cari pacar, biar
tidak di suruh orang tua, dan lain sebagainya bahkan ada yang menjawab
“tidak tahu” sambil meringis.